Soren
Kierkegaard dalam Fear and Trembling mengemukakan 4 skenario alternatif
mengenai cerita tentang Abraham dan Isaac yang kemudian semakin lama ia semakin
tidak mengerti bagaimana persisnya perasaan dan pikiran Abraham saat itu ketika
ia diuji dengan ujian yang sangat berat
dengan mengorbankan anak yang sangat ia
sayangi. Saya sendiri ketika membaca dan mencoba memahami skenario yang ia
buat, setuju dengan alasan-alasan kenapa Kierkegaard mencoba untuk membuat
alternatif cerita tersebut. Dengan mengasumsikan bahwa Abraham juga seorang
manusia, tentunya Kiekegaard merasa bahwa manusia pasti menghadapi semacam fear
ketika diuji dengan mengorbankan sesuatu yang ia sayangi. Seperti halnya ketika
ia menghadapi fear ketika harus memilih bersama Regine Olsen ataukah tidak,
yang pada akhirnya ia memilih tidak. Memang benar Abraham tersebut adalah
seorang Nabi, yang notabene memiliki kelebihan daripada manusia biasa karena ia
merupakan pilihan dari Tuhan. Namun meskipun ia Nabi, tentunya ia juga memiliki
sifat-sifat manusia, yang sama halnya dengan sifat-sifat yang ada pada Kierkegaard.Dengan
mengambil asumsi seperti itu, bagi saya cukuplah alasan bagi Kierkegaard untuk
terus ingin mengerti bagaimana persisnya kondisi Abraham saat itu, apa yang ia
pikirkan sehingga mengambil keputusan yang sedemikian rupa, yang selanjutnya
oleh Kierkegaard ciptakan skenario alternatif.
Keempat
skenario tersebut menurut saya dibuat berdasarkan segi psikologis. Abraham
tentunya tidak memiliki pengetahuan akan future, apakah Tuhan akan
menyelamatkan Isaac, ataukah Isaac hanya akan dikurbankan begitu saja. Jika ia
tahu bahwa Tuhan akan menyelamatkan Isaac, maka ia tidak perlu merasakan rasa
takut dan gentar ketika diuji sedemikian rupa. Dan jika ia tahu bahwa Isaac
hanya akan dikurbankan dan tidak diselamatkan, maka tentunya Abraham akan
mempertanyakan apa alasan Tuhan menyuruhnya mengorbankan sesuatu yang ia
sayangi, yang kemungkinan akan mengakibatkan faith Abraham pudar karena
menganggap bahwa Tuhan sangat kejam lantaran mengutusnya demikian.
Skenario
yang pertama berbeda dengan ketiga lainnya. Dimana di dalam skenario 2, 3 dan 4
Abraham tidak mengorbankan Isaac, namun dalam skenario pertama ia tetap
mengorbankan Isaac namun menutupi kebenaran bahwa yang menginginkan kurban itu
adalahTuhan. Ia berbohong pada Isaac bahwa ia adalah ayah yang sama sekali
tidak menyayanginya, serta membuat Isaac menganggap ayahnya seorang monster,
namun imannya akan tetap teguh pada Tuhan. Skenario ini agaknya dibuat dengan
penambahan pengorbanan Abraham yang rela dianggap sebagai ayah yang kejam demi
melindungi iman anaknya. Kierkegaard mungkin menambahkan aspek pengorbanan ini
karena mungkin ia merasa bahwa akan sungguh sulit dibayangkan apabila Abraham
dan Isaac sama-sama mengetahui bahwa itu semua adalah perintah Tuhan. Ia
mungkin merasa bahwa kondisi faith yang sangat teguh itu sangat tidak mungkin
dengan asumsi bahwa saat itu Isaac masih kecil.
Dengan
demikian,saya berpendapat bahwa pantaslah Kierkegaard menganggap bahwa tidak
ada yang sehebat Abraham dalam menghadapi ujian tersebut. Seakan-akan Abraham
tak dapat dipahami oleh siapapun, bagaimana bisa ia memiliki faith yang begitu
besar padahal kepastian tentang masa depan tidak ia ketahui sama sekali.
No comments:
Post a Comment