Analisis
terhadap I and Thou karya Martin
Buber halaman 7-8
Hubungan I-Thou sebagaimana yang dijelaskan oleh Martin Buber, adalah
hubungan yang mutual, serta bersifat langsung. Berbeda dengan hubungan I-It, dimana I bersifat otoriter terhadap It,
dimana I menundukkan It sebagai objek dan mengeksplorasi apa
yang ada di dalamnya.
Kasus yang diberikan Martin Buber di
halaman 7, dimulai dari “I consider a tree...” sampai dengan “...in pure
numerical relation.” Menurut saya adalah contoh dari hubungan I-It, dengan alasan bahwa semua kegiatan
tersebut merupakan kegiatan yang bersifat tidak timbal balik (mutual).
“I can look on it as a picture...”[1]
menandakan bahwa I memandang pohon
tersebut sebagai objek dengan mendeskripsikannya lewat gambaran-gambaran yang
ia persepsi lewat indera.
”I can perceive it as a movement...”[2]
menandakan bahwa I sekali lagi
menjadikan pohon sebagai objek dengan mendeskripsikannya lewat feel yang ia
dapatkan dari pohon tersebut,yang berarti pohon tetap menjadi objek dari I.
“I can classify it in a species...”[3]
merupakan contoh paling jelas bagi saya untuk mengetahui bahwa pohon
tersebut benar-benar dijadikan objek
bagi I, karena pohon tersebut
dieksplorasi oleh I dengan pembagian
struktur dan spesiesnya.
“I can subdue its actual presence...”[4]
menandakan bahwa I tetap dalam
posisinya sebagai hubungan I-It,
karena dapat kita saksikan sendiri bahwa Buber menuliskan lebih lanjut “I
recognise it only as an expression
of law...”. Padahal hubungan I-Thou merupakan
hubungan yang sekaligus, dan mencakup seluruhnya (whole being)[5]
tidak parsial seperti dalam kalimat tersebut.
“I can dissipate it...”[6]
menandakan bahwa I mengabstraksikan
pohon yang ia tangkap dan mengabadikannya sebagai hubungan numerik, yang
jelas-jelas bahwa I disini masih
otoriter terhadap objek dengan menghilangkan sifat konkrit dari pohon tersebut
dan menjadikannya dalam form yang lain.
Buber menyebutkan bahwa untuk
menjadikannya sebagai hubungan I-Thou
maka kita membutuhkan kemauan dan grace.[7]
Dengan memiliki hubungan I-Thou maka
kita tidak akan melupakan segala sesuatu tentang pohon tersebut, baik
kehadirannya, bentuknya, jumlahnya, segalanya. Hubungan I-Thou melebihi dari sekedar hubungan I-It, Thou kita
benar-benar ada dalam diri kita pula, ia tak akan bisa kita lepaskan sekalipun
kita ingin,[8]
tidak menjadikan Thou sebagai objek
lagi seperti dalam I-It, namun kita
sekaligus di dalamnya. Dengan memiliki hubungan I-Thou, maka kita tidak berjumpa dengan atribut-atribut dari pohon
tersebut, melainkan dengan pohon itu sendiri.
Daftar Bacaan
1.
Martin
Buber, I and Thou.pdf, translated by Ronald Gregor Smith
No comments:
Post a Comment