Postingan kali ini nadanya hampir sama deh kea postingan sebeumnya mengenai "Assalamulaikum". ya, kali ini kita akan bahas protes grup band Slank yang beberapa bulan yang lalu mencuat gara-gara seringkali gagal menyelenggarakan konser. Duh, lupa sih beritanya kea gimana, jadi intinya Slank ini mengadu ke Mahkamah Konstitusi gara-gara mereka seringkali dirugikan oleh aparat kepolisian ketika hendak menyelenggarakan konser.
Dalam pengaduan itu, Slank mengajukan pengujian terhadap Undang Undang nomor 2 tahun 2002 tentang kepolisian. Nah, konser yang sudah direncanakan matang tinggal beberapa hari, seringkali dibubarkan oleh aparat kepolisian, dengan alasan mengganggu atau apalah.
Alasan yang dihebohkan nih ya, karena konser Slank dicap sebagai konser rock yang 'ugal-ugalan' dan sering menimbulkan kericuhan. Nah, padahal hal seperti itu ya nggak bener juga donk. Konser-konser apapun ya tetep aja memiliki potensi menimbulkan kericuhan. Nah, kebebasan berekspresi dari Slank ini ditekan donk sama pihak kepolisian. Akhirnya kerugian datang dari banyak bidang. Mulai dari sia-sianya latihan konser, penjualan tiket, pihak EO, penonton, grup musik, juga sampai ke pedagang-pedagang pernak pernik si konsernya.
Mahfud sendiri sebagai ketua MK juga menanggapi secara positif, namun masyarakat tetep aja pesimistik melihat kejadian tebang pilih selalu saja terjadi di Indonesia. Dikaitkan juga donk sama konser Lady Gaga yang akhirnya dibatalkan cuma karena protes keras dari salah satu Ormas Islam yang entah kenapa, gue sebel banget sama ulah Ormas fundamental ini.
Gue juga Islam, tapi ya nggak segitu amat deh hebohnya. Perijinan menggelar suatu konser di Indonesia sangat dipengaruhi oleh budaya SALAH SATU agama di Indonesia. Aneh deh ya, soalnya sebagaimana gue sebutkan di artikel sebelumnya, di Indonesia ini ada 5 agama yang diakui, BUKAN CUMA ISLAM. Yah, meskipun Islam mayoritas, tapi ya jangan merusak citra Islam dengan bertindak arogan gitu lah.
Agama lain seperti kristen katolik hindu buddha, pasti juga mengajarkan agar nggak berbuat jelek. Lady Gaga sendiri berekspresi seperti itu juga karena seni, bukan yang lain. Okelah kalau Islam nggak mau nonton karena takutnya merusak moral, yaudah nggak usah nonton. Nggak usah pake menolak besar-besaran dan mengabaikan hak warga negara lain yang tidak memeluk Islam.
Kalaupun Islam tapi ingin menonton Lady Gaga, lalu apanya yang salah ? Meskipun ia muslim, tapi sebagai mahluk hidup ia juga berhak donk menentukan perbuatannya.
Yah, tapi government pasti susah juga untuk menindaklanjuti permasalahan sepele yang nantinya bisa membesar ini. Ya tentu saja susah, karena urusan politik dan hukum sekarang selalu dibumbui fenomena tebang pilih. Tebang yang nggak berduit, selamatkan yang berduit. Tebang yang minoritas, selamatkan yang mayoritas.
Written by :
Kumara Ranudihardjo
At UI central library
Working on his blog
16022013-11:55
Dalam pengaduan itu, Slank mengajukan pengujian terhadap Undang Undang nomor 2 tahun 2002 tentang kepolisian. Nah, konser yang sudah direncanakan matang tinggal beberapa hari, seringkali dibubarkan oleh aparat kepolisian, dengan alasan mengganggu atau apalah.
Alasan yang dihebohkan nih ya, karena konser Slank dicap sebagai konser rock yang 'ugal-ugalan' dan sering menimbulkan kericuhan. Nah, padahal hal seperti itu ya nggak bener juga donk. Konser-konser apapun ya tetep aja memiliki potensi menimbulkan kericuhan. Nah, kebebasan berekspresi dari Slank ini ditekan donk sama pihak kepolisian. Akhirnya kerugian datang dari banyak bidang. Mulai dari sia-sianya latihan konser, penjualan tiket, pihak EO, penonton, grup musik, juga sampai ke pedagang-pedagang pernak pernik si konsernya.
Mahfud sendiri sebagai ketua MK juga menanggapi secara positif, namun masyarakat tetep aja pesimistik melihat kejadian tebang pilih selalu saja terjadi di Indonesia. Dikaitkan juga donk sama konser Lady Gaga yang akhirnya dibatalkan cuma karena protes keras dari salah satu Ormas Islam yang entah kenapa, gue sebel banget sama ulah Ormas fundamental ini.
Gue juga Islam, tapi ya nggak segitu amat deh hebohnya. Perijinan menggelar suatu konser di Indonesia sangat dipengaruhi oleh budaya SALAH SATU agama di Indonesia. Aneh deh ya, soalnya sebagaimana gue sebutkan di artikel sebelumnya, di Indonesia ini ada 5 agama yang diakui, BUKAN CUMA ISLAM. Yah, meskipun Islam mayoritas, tapi ya jangan merusak citra Islam dengan bertindak arogan gitu lah.
Agama lain seperti kristen katolik hindu buddha, pasti juga mengajarkan agar nggak berbuat jelek. Lady Gaga sendiri berekspresi seperti itu juga karena seni, bukan yang lain. Okelah kalau Islam nggak mau nonton karena takutnya merusak moral, yaudah nggak usah nonton. Nggak usah pake menolak besar-besaran dan mengabaikan hak warga negara lain yang tidak memeluk Islam.
Kalaupun Islam tapi ingin menonton Lady Gaga, lalu apanya yang salah ? Meskipun ia muslim, tapi sebagai mahluk hidup ia juga berhak donk menentukan perbuatannya.
Yah, tapi government pasti susah juga untuk menindaklanjuti permasalahan sepele yang nantinya bisa membesar ini. Ya tentu saja susah, karena urusan politik dan hukum sekarang selalu dibumbui fenomena tebang pilih. Tebang yang nggak berduit, selamatkan yang berduit. Tebang yang minoritas, selamatkan yang mayoritas.
Written by :
Kumara Ranudihardjo
At UI central library
Working on his blog
16022013-11:55
No comments:
Post a Comment