Friday, October 25, 2019

My First Trip to Singapore - Day 3 (Last)


Finally it's the last day of my first trip to SG~

Sesuai gambar di bagian pembuka tersebut, destinasi pertama yg akan dikunjungi di pagi hari adalah Masjid Sultan. Well, entah kenapa rasanya kayak wajib banget ke tempat ini. Mungkin karena kami muslim kali ya, jadinya kudu menemui suatu masjid ketika di tempat asing apalagi luar negeri. Dan begitulah, perjalanan hari terakhir di SG akan dibuka dengan Masjid Sultan.


===========
Masjid Sultan
===========

Awalnya aku bangun pagi untuk merapikan segala sesuatu hal yg dibawa (jangan meninggalkan sesuatu yg tak pantas ditinggal... apa sih!). Intinya, ketika check out harus sudah clear semua barang-barangnya yg mau dibawa pulang, harus terorganisir dengan baik karena sebelum ke airport kita masih akan jalan-jalan (jalan kaki lagi). Jadi upayakan barang-barang yg penting masih bisa dijangkau (tidak disimpan jauh di dalam tas ransel, supaya nggak report pas ngambilnya nanti). Paspor, dompet, hp dan yg penting-penting wajib berada di tas-tas kecil yg mudah diambil.

Kami check out dari Fuji Hotel dan meninggalkan Red Light District itu (bye-bye pak~), dan naik bus untuk menuju ke destinasi kami selanjutnya, Masjid Sultan.

Di hari kedua sebetulnya sudah kami lewati sih ini Masjid Sultan, cuman karena masih bingung kali ya waktu itu, jadi nggak ngeh kalau sebetulnya sudah kelewatan Masjid Sultan nya. Nah, kami trace back jalur kemarin dan sampailah di halte bus Bef Sultan Mque. Berhubung belum sarapan, kami mampir dulu di restoran Indonesia donk sekitar situ (udah begitu kangennya makanan Indonesia, maaf banget). Dan akhirnya kami makan dulu dan bengong-bengong asik gitu. Di sekitaran area Masjid Sultan ini sepertinya memang favorit buat turis Indonesia / Malaysia, karena memang suasananya Indonesia banget dan Islami gitu. Ada makanan-makanan Indonesia, bahkan masakan Jawa Timur ada (tapi lagi tutup sih). Jadi, ini adalah one stop solution jika sudah kangen banget makanan Indonesia.

Kami pesan makanan kayak di warteg gitu sih, jadi minta nasi trus lauk tinggal tunjuk-tunjuk gitu. Nasi, Ayam Goreng, sayur rebung gitu-gitu deh. Dan enak kok, ya makanan Indonesia. Harganya tentu berbeda, sudahlah yang penting aku makan makanan Indonesia, enak. Hahaha~

Dan di area situ banyak yg bisa bahasa Melayu / Indonesia juga, jadi udah nggak takut lah buat melancong di area sini. Berikut penampakan dikitnya :



Setelah makan, kita langsung cabut untuk ke destinasi utama yaitu ke Masjid Sultan. Tinggal jalan aja menyusuri trotoar sekitar situ (yang sepi bangett dan bersih) dan kita akan segera menemukan Masjid Sultan di sebelah kiri kita (kalau jalan dari arah tempat makan tadi sih, wkwk). Dan, setibanya kami di sana, ternyata lagi ditutup guys, jadi gak bisa masuk deh..

Yah, penonton kecewa.

Tapi gak apalah, karena intinya sebenernya pengen foto depannya aja, hehehe.

Kami akhirnya foto-foto depan Masjid Sultan like the posts in Instagram, and voila~ Seperti inilah beberapa hasilnya :



Ini versi belum dieditnya ya, jangan protes kalau masjidnya nggak keliatan karena brightnessnya gede, wkwkwk.

Nah, sekitaran Masjid Sultan ada banyak toko-toko / resto-resto kecil lucu gitu yang bisa buat nongkrong. Tapi kayaknya enakan kalau malam hari sih. Ada banyak juga tourists like me yang juga seliweran nggak bisa masuk masjid juga karena emang ditutup. Sambil nyemil snack di sekitar situ juga bisa, ada es krim juga yang dijual di salah satu toko (yang kami pengen beli tapi nggak jadi karena hemat -_- ).

Intinya, kita berfoto-foto depan legendary mosque di SG ini. Katanya, it is the biggest and oldest mosque in Singapore, dan jadi semacam monument destinasi yang banyak didatangi gitu deh.

Bagus kok, cuman sepertinya perlu skill photoshop yang bagus untuk ngilangin orang-orang di background belakang, wkwk karena pasti banyak yang berkunjung juga selain kita.

===============================
Haji Lane and Just Walk Around the City
===============================

Sehabis dari Masjid Sultan, kita bingung tuh ya mau ke mana. Karena memang intinya adalah menghabiskan waktu sambil menunggu jam 16.55 untuk pulang ke Indonesia. Jadi, di deket Masjid Sultan ada Haji Lane, sebuah jalan sebenernya, atau lebih tepatnya gang. Tapi gang ini tuh beken banget di sosmed, karena kayaknya artsy gitu ada mural-muralnya dan lucu kalau di sosmed.

Nah, bayanganku sih sebelum ke sana itu kayak sebuah jalan yang macem Malioboro gitu lho, banyak orang lalu lalang dan makanan serta souvenir bertebaran di sepanjang jalan. Tapi ternyata enggak guys.

Jadi ini tuh lebih ke sebuah gang artsy yang cocok banget buat spot foto-foto dan selfie anak gaul kekinian. Karena tempatnya yang warna-warni dan banyak kafe buat nongkrong. Dan, panjang jalannya itu nggak sepanjang Malioboro, cuma sekitar 300 meter-an. Pendek lho. Tapi ternyata banyak orang ke sini buat foto-foto. Sembari jalan menyusuri Haji Lane, banyak nemu distro, kafe, dan toko-toko kecil yang jual pernak-pernik anak muda banget gitu lah. Dan you know, ada yang sampe pemotretan niat banget di depan salah satu toko. Si mbaknya ini macem cosplay gitu semacam anime-anime dan ada kru fotografernya gitu lho, dengan pose foto yang model banget kayak satu kaki jongkok, satu kaki lagi selonjoran ke samping dengan muka fierce (duh apa sih bahasanya wkwk). Jadi, intinya ini emang beneran spot foto guys. Jadi, lebih baik ke area ini sore ke malem, pasti enak suasananya nggak panas-panas banget, bisa foto-foto dan banyak anak mudanya.

Nah, hasil beberapa foto di sini sebagai berikut guys :



 Nggak sesuai dengan yang dibilang ya ? Hahaha, karena ya emang pagi hari guys, masih belum rame. Emang beneran cocoknya itu sore ke malem gitu. Dan ditambah lagi aku di sana nggak terlalu fokus niat banget buat foto sih, jadi ya foto seadanya untuk menggugurkan kewajiban "bukti pernah ke Haji Lane" wkwkwk.

Nah, kalau sobat gaul sekalian mau ke Haji Lane, siap-siapkan dengan baik aja waktu kedatangan, kostum, konsep dan segala macemnya. Hahaha, kalau macem aku mah bisa ke SG aja udah seneng banget. Hehehe..

Next,

Kita jalan kaki entah ke mana dari Haji Lane. Keluar dari gang tersebut, kita menyusuri trotoar untuk ke halte bus terdekat. Kami ingin ke Orchard Road, nyari es krim. Wkwkwk. Kami akhirnya jalan dan jalan terus sampai menemui halte bis yang direkomendasikan sama Google Maps (sumpah ini helpful banget lho pake Maps)

Di sekitaran banyak juga arsitektur kota yang bagus, yang kota modern banget lah gitu cocok buat diabadikan.

Berikut beberapa penampakannya :








Better in real life sih, karena kitanya sendiri bukan fotografer handal ya dan newbie ttg SG, jadi yaa, begitulah. Intinya bagus kok. Hehehe..

Begitu kami sampai di halte tujuan, berangkatlah kami naik bus ke Orchard Road.

===============
Orchard Road Mall
===============

Sampe gitu lah ya di Orchard Road. Dan kami bingung sih ini masuknya sebelah mana ya. Karena bus kami semacam dua kali berhenti di halte yang tulisannya juga Orchard-orchard gitu. Nah, ternyata mending kalau kita turun di halte bus Orchard Boulevard (kami ke Aft Orchard Boulevard, karena disuruh google nya gitu sih). Soalnya dari halte bus Orchard Boulevard itu kita bisa nyebrang langsung ke dalem ION Orchard Mall dan nggak kepanasan banget lah ya.

Karena pada intinya adalah Orchard adalah pusat perbelanjaan. Intinya adalah mall.

Soalnya aku mengira bahwa ini adalah semacam (sekali lagi) Malioboro. Wkwkwkwk.

Ternyata adalah kawasan glamour, yang mana ya ini adalah Mall. Lagian di luar itu panas banget, jadi keburu males duluan nyari es krim Singapore di Orchard Road, wkwkwk.

Jadilah kami masuk ke dalem mallnya dan jalan-jalan mall pada umumnya.

Karena sudah bosan dengan mall-mall pada umumnya di Jakarta / Surabaya ya, jadi ya kami mencari sesuatu yang unik dari mall ini. Dan ternyata kita bisa naik ke lantai atas-atas yang macem rooftopnya gitu. Jadi, oke, why not ?

It is accessible dan free. Begini penampakan dari atas mallnya guys :







B aja ya sebenernya ? Hahaha. Tapi lumayan lho daripada foto dengan background mall yang sudah biasa di Jakarta / Surabaya, kan mending ini ya.

Jadi di atasnya ini tuh ada resto-resto eksklusif gitu (lokasinya maksudnya) yang emang buat tenang gitu dengan view langit. Di atas ini juga ada taman-taman kecil buatan gitu. Tapi berhubung super panas ya, jadi ya.. Ada juga patung-patung artsy gitu yang dipajang di beberapa sudut. Lumayan lah ya buat dipandang-pandang, toh gratis ini. Wkwkwkw.

Jadi kegiatan di Orchard adalah lihat-lihat isi mall, foto-foto dikit, dan bengong nggak tahu mau ke mana. Hahaha. Tapi mumpung kita sudah ke mall, kami jadi pengen mampir ke toko-toko baju dan membandingkan dengan harga di Indonesia. Jadilah kami ke Uniqlo di dalem situ dan menemukan hal mengagetkan.. (halah...)

Ternyata guys, harga Uniqlo Indonesia maupun di luar negeri (SG ini), sama aja lho. Kalau ada celana harga 350 ribu di Indonesia, di SG ternyata harganya juga segitu kok (kalau diconvert SGD nya ke IDR). Jadi, harganya (sepertinya sih) itu sama. Ini yang membuat kita berpikir keras dan merenungi perbedaan orang-orang yang hidup di SG dan Indonesia ya. Soalnya berdasarkan hasil browsing, average salary per bulan orang Singapore itu 5000an SGD guys. Atau ya sekitar 50 jutaan rupiah per bulan. Bayangin gede banget nggak tuh, setara gaji manajer yang udah tinggi banget di Indonesia. Tapi emang nggak bisa dibandingin sih antara LN dan Indonesia. Soalnya biaya hidup di SG juga tinggi.

Tapi yang bikin concern kami tuh, bukan itu. Masalahnya, dengan 50 juta perbulan, ya anggep aja bisa nabung sekitar seperlimanya yaitu 10 juta per bulan. 10 juta itu bisa dengan mudahnya membeli baju-baju Uniqlo beberapa potong setiap bulannya. Pantesan ya style orang-orang LN itu kok lucu -lucu. Lha wong merk Uniqlo aja bagi mereka sangat amat biasa banget buat dibeli (kayaknya sih menurut pemikiran kami). Padahal kalau kita di Indonesia (masyarakat menengah ke bawah) itu kan menganggap Uniqlo / HnM / Cotton On / Zara gitu-gitu kan barang-barang bagus ya yang sebulan itu sebenernya bisa beli satu biji, tapi mikir keras dulu.

Jadi, intinya dari berpetualang di Uniqlo Orchard sana, kami mendapati dan berandai-andai ga jelas gitu. Seandainya gaji kita gaji SG, tapi kerjanya di Indonesia, pasti bisa fashionista gitu ya tiap hari ganti-ganti baju, main mix and match gitu. Wkwkwkwk.

Ah udahlah berhenti berkhayal.

Waktu sudah menunjukkan pukul 12.00 an. Dan sudah tiba saatnya kami untuk segera ke airport untuk besiap pulang (karena kami nggak mau mepet banget guys dengan jam pesawatnya, mending jalan-jalan sekitar airport sambil nunggu jam pesawat).

Dan oh iya, di dalem mall Orchard ini adalah stasiun keretanya, jadi convenient banget untuk transportasinya di sini. Keluar stasiun itu adalah dalem mall. Heheh.

Setelah belanja Uniqlo (pas ada diskon, yeyeye) kami bersiap untuk naik kereta ke Changi..


===========================
Changi Airport (Going Back Home)
===========================

Naik kereta dan melihat-lihat jalanan SG yang dilalui kereta, hemmm bagus banget. Sampai hari terakhir pun masih amazed sama kerapian, kebersihan, dan kemodernan negara ini. Dan satu hal yang kami notice adalah, banyak banget lapangan hijau kosong yang emang nggak dibuat apa-apa. Mungkin memang sengaja dibuat sebagai ruang terbuka hijau gitu lho. Bagus pokoknya.

Oke, sesampainya di Changi, kita cek dan ricek donk ya tiket pesawat sudah adakah ? Sudah benarkah ? Sudah sesuaikah ? Nggak mepetkah ? Pokoknya segala sesuatu dipastikan oke, karena nggak lucu kalau ketinggalan pesawat dan harus bayar lagi.

Setelah semuanya oke, kita bisa keliling Jewel lagi sambil beli-beli oleh-oleh bagi yang belum. Emang pricey sih, tapi menyenangkan emang belanja di Jewel ini. Karena everything seems so modern and sophisticated. Selain itu, kalau mau foto-foto juga masih sempet sih. Nggak cuma air terjunnya aja lho, ada banyak spot foto di Changi Airportnya maupun di Jewelnya.







Hemm, nggak banyak sih yang bisa diceritain di penghujung trip ini. Ya intinya, jalan-jalan sebisanya sambil menunggu jam pesawat balik (dan posisi kakiku sudah super duper extremely capek banget, to the point udah shaking gitu lho). Jadi ya, silahkan cari oleh-oleh, foto-foto, dan kita akan mengakhiri perjalanan ke SG ini dengan manis.

Hehehe, jam 16.55 kami akhirnya berangkat pulang menggunakan maskapai JetStar. Di ruang tunggu pesawatnya, kami diwawancarai sama ibu petugas gaul bandara sih. Beliau nanyain kayak survey kepuasan pelanggan gitu lho. Dan aku jawabnya sih seneng-seneng aja dan feel amazed dengan Changi. Di akhir, si ibunya ngasih aku bolpen Changi Airport gitu. Lucu, bagus, dan ujung bolpennya bisa buat pena screentouch gadget kita gitu. Hehehe, kado perpisahan dari SG buat aku.

Next, semoga bisa ke sana lagi tapi dengan kondisi finansial yang nggak mepet-mepet banget (intinya sudah kaya raya, wkwkwk) supaya nggak perlu hemat-hemat dan nahan laper banget di SG. Dan semoga bisa mengunjungi banyak tempat di SG yang belum sempet dikunjungi karena masalah waktu dan dompet (contoh : Universal Studio). Wkwkwk.

Yah, semuanya berjalan baik dan berkesan. Ini merupakan pengalaman pertama yang semoga bisa menjadi trigger untuk hal-hal baik di masa depan, terkait impian untuk bisa keliling dunia.

Yesss, akhirnya selesai sudah ceritaku ini.
Maafkan kalau terlalu panjang atau mungkin malah nggak jelas dan kurang helpful. Maklum, masih newbie banget dalam hal travelling. Ya seperti yang aku bilang di atas, semoga ini menjadi trigger untuk travelling-travelling selanjutnya. Hehehe. Doakan yaa, aminkan juga hehee.

Terima kasih sudah membaca, maafkan kalau telat dan lama updatenya~

See you again in the next trip~


( ^∇^)


Written by :

Kumara Ranudihardjo
At his office
Sorry for the late finishing
25102019 18.57




















No comments:

Post a Comment