Thursday, February 27, 2014

About Kentut

Kangen banget deh gue. Kangen pengen posting sesuatu yang gajelas. Emang biasanya gue gajelas sih, cuman akhir-akhir ini postingan gue beraroma serius terus. Dari yang cita-cita
sampai yang masalah sehari-hari. Okelah, dan gue sekarang ini nganggur, meski sebenernya masih banyak tugas : Pragmatisme, Robotik, mau pindahan kos, mau apply beasiswa, dan pengen pup.

Oke, kita bahas kentut aja.

Suasananya pas karena gue sekarang ini barusan aja abis makan di Takor, dan sekarang perut lumayan keisi dan pengen pup. Bukan ! Bukan karena mules kebanyakan makan cabe ! Dan faktanya sebenernya bukan karena mules. Cuman ada yang berontak pengen keluar aja dari lubang di bawah ini.

Jadi pengen posting tentang kentut. Nggak tahu kenapa.

Meskipun gue lagi nggak pengen kentut, tapi pengennya pup. Tapi bisa lah ya nyambung-nyambung dikit. Kentut sama pup itu bersaudara, jadi bisa lah kita kaitkan dengan kondisi gue sekarang ini. Dan maaf sekali lagi pada celana dan kursi yang lagi gue dudukin saat ini, kalau-kalau ada zat-zat kimia yang akan mengenai kalian, mohon maklum.

==========

Kata bunda gue, kentut itu nggak boleh terang-terangan di tempat umum ! Nggak sopan katanya. Apalagi kalau lagi ada orang yang makan. Ada sih orang yang kebal dengan distraksi suara kentut pas lagi makan. Biasanya orang yang kea gitu udah terbiasa sejak kecil hidup di lingkungan jorok. Seperti misalkan ia biasa makan di deket tempat sampah, atau malah makannya di WC ! Jadi, kentut pun bukan halangan yang luar biasa bagi aktifitas makan. Bahkan mungkin ia sudah sangat expert dengan kentut atau bau-bauan lain yang tajam, pengaturan kentutnya sudah tingkat tinggi ! Bisa kali ya dia memunculkan inovasi baru, kentut bernada merdu.

Suatu saat, bunda gue bilang lagi suatu hal tentang kentut. Katanya, kentut itu biar nggak bau, justru harus 'dibunyikan' ! Ya, kentut yang berbunyi nyaring, adalah kentut yang memiliki bau yang minimal ! Bahkan hampir tak mengeluarkan bau ! Sebaliknya, kentut yang tak bersuara, dan keluarnya sangat teratur dan sembunyi-sembunyi, baunya luar biasa menyengat. Wah, teori baru nih !

Tapi setelah gue lakukan apa yang diteorikan oleh bunda gue, ternyata benar !

Dan alhasil, kita bisa memiliki keahlian baru. Yakni mengontrol kentut kita dengan profesional.

Misal nih, kita melihat konteksnya kita lagi di ruang makan, bareng keluarga. Lagi makan bareng, kita bisa menentukan, apakah keluarga kita termasuk orang-orang yang tahan mental dengan suara, ataukah hidung mereka nggak peka dengan bau-bauan tajam ? Jika misalkan mereka termasuk golongan yang "kalau denger kentut pas makan, makannya tetep lahap seolah tak terjadi apa-apa", maka lebih baik kita mendorong kentut kita sekuat tenaga supaya kentut kita berbunyi sekeras-kerasnya !
Ingat teorinya ! Kentut nyaring = bau minimal. Louder = no smell.

Mending begitu bukan ? Daripada kita keluarkan secara pelan-pelan dan sembunyi-sembunyi, namun endingnya justru bikin sekeluarga eneg makan karena bau lezat makanan bercampur dengan bau busuk yang berkeliaran di ruang makan. Toh mereka orang-orang yang kebal dengan bunyi-bunyian, tahan mental bro !

Sebaliknya, kalau orang-orang di sekitar kita adalah orang yang bertipe "kalau tahu ada suara kentut langsung illfeel dan ngejauhin kita" , atau kondisi kita lagi presentasi di depan kelas, tentu kita akan mengontrol kekuatan kentut kita menjadi seminimal mungkin. Hal ini bertujuan untuk mengurangi volume suara yang keluar dari pantat kita, namun berkonsekuensi dengan bau yang begitu menyengat. Ingat teorinya ! Kentut pelan = bau naujubilah.

Namun sayangnya, pilihan tersebut harus diimbangi dengan keahlian khusus lainnya. Ya benar, bisa ditebak pemirsa, keahlian berakting.
Kata-kata seperti "Duh, siapa ya yang kentut, bau gak ? Ngerasa gak lo ?" harus diimbangi dengan mimik muka yang meyakinkan publik bahwa "Anda bukan yang mengeluarkan zat beracun tersebut".
Kalau bisa, Anda lah yang harus melontarkan kalimat pertama itu dibanding orang-orang di sekitar Anda ! Yak, 90% cara ini berhasil membuat orang lain tidak illfeel terhadap Anda. Trust me, it works !!

Namun ingat, jika Anda memutuskan untuk mengambil pilihan tersebut, maka hal yang perlu Anda lakukan adalah berbisik minta maaf dalam hati dan mohon ampunan dari Yang Maha Kuasa, karena Anda telah menipu publik dan mengakibatkan hidung mereka diperkosa.

Sekian !

Written by :
Kumara Ranudihardjo
At UI central library
Going to FIB soon
27022014-13:43

No comments:

Post a Comment