Wednesday, May 15, 2013

Thanks - First Edition



Entah kenapa tercetus sebuah ide di kepala gue untuk mengucapkan ucapan terimakasih pada kenalan-kenalan gue, teman dan sahabat gue, yang sampe saat ini telah memberikan pelajaran yang begitu berharga bagi gue. Ya, awal mulanya adalah ketika hari ini gue merasa bahwa di Universitas Indonesia ini, gue mengalami berbagai sisi kehidupan yang sangat majemuk. Gue bertemu dengan berbagai tipe orang, berbagai sifat dan perangai orang, dan most of them memberikan pelajaran yang sungguh sangat berharga bagi hidup gue.


Oke, gue pengen mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada beberapa orang di bawah ini :

1. Humble Rizki. Rizki/Baiquni/Bikun mengajarkan pada gue bahwa hidup itu nyantai aja. Gue liat dia selalu humble dengan berbagai orang yang ditemuinya. Meskipun dia gue anggap pinter, namun dia nggak menyombongkan kelebihannya dan bersikap layaknya rakyat biasa (bahasanya.. -_-). Dia berulang kali mengatakan kekurangannya namun sambil tertawa. Gue kadang jadi ngerasa, orang ini menerima kenyataan dengan lapang dada banget ya.. Dan gue tau gue lacking sifat itu. That's why Rizki gue tempatin di list edisi pertama ini.

2. Passionate Diana. Diana orangnya BM (Banyak Maunya). Cuman dia easy going dan kooperatif banget. Kenapa Diana gue kasih predikat Passionate ? Karena dia orang yang paling mempengaruhi gue untuk menjadi mahasiswa yang aktif, baik itu berorganisasi maupun berkarya. Dia seringkali bikin gue geleng-geleng kepala dengan semangat menggebu-gebunya untuk ikut ini ikut itu. Gue yang dikasih tau rencananya dalam tahun ini aja capek sendiri dengernya kan. Cuman, gue belajar banyakkkk banget dari dia, terutama tentang masa depan, yang harus direncanakan mulai dari sekarang.

3. Curious Deny. Deny seringkali di kelas melontarkan pertanyaan. Dulu dia pernah bilang ke gue kalo dia ngerasa bahwa pertanyaannya bego banget dan konyol. Namun gue malah berpikir sebaliknya. Kuriositas yang ditampilkan Deny membuat gue belajar bahwa hal-hal kecil yang sepele sekalipun bisa dipertanyakan. Gue jadi sadar bahwa ketika kecil, kita sering sekali menanyakan hal-hal remeh yang setelah kita beranjak dewasa, kita tidak mau lagi mempermasalahkannya. Dari Deny gue belajar untuk release rasa ingin tahu ini keluar, sehingga bisa memicu sebuah karya dan pemikiran baru.

4. Elder Sisterly Ochy / Sarcastic Ochy. Mau gue bilang Motherly kan sebenernya, cuman yang gue maksudkan bukan keibuan, namun Ochy selama ini selalu seperti kakak perempuan gue sendiri. Selalu sedia nemenin gue, baik, dengerin curhat, ngasih pendapat, suka nggak tega kalo bikin gue nggak jadi melakukan yang pengen gue lakukan, dan masih banyak lagi. Intinya, Ochy pengertian dan mengayomi gue deh. Dan poin terpentingnya adalah, Ochy kea semacam kakak yang sudah hidup lebih lama dan lebih berpengalaman tentang hidup ini. Makanya dia sering banget ngasih petuah atau saran-saran yang bagaikan petuah tetua yang sudah makan garam gitu. Makanya gue belajar juga dari dia tentang sisi lain kehidupan.

5. Ambitious / Hard Working / Dedicated Isna. Isna gue kasih gelar banyak nih. Karena menurut gue dia mencerminkan hal-hal tersebut. Bahkan mungkin ada banyak lagi. Ambisiusnya tapi dalam artian positif sih ya. Orang yang Inspiring banget deh lah ya Isna ini. Barusan aja dia nerbitin bukunya berjudul Titik. Gue pertama kali denger cerita dia tentang kebiasaannya yang tidur jam 3 pagi dan bangun jam 5 pagi begitu kaget dan heran. Ternyata ada orang yang seperti ini, begitu berdedikasi, semangat yang tinggi dalam menggapai mimpi, dan mimpinya ini ia rencanakan dalam peta hidupnya dengan sangat baik. Kerja kerasnya juga perlu diacungi jempol dalam rangka menggapai impiannya. Seorang Feminist yang pergi ke Jakarta dengan tujuan mencari ilmu, sungguh inspiring. Indeed, I learn many things from her.

6. Smiling Nia. Gue sering banget kasihan sama Nia. Dia selaluu aja dalam pandangan gue tersenyum di balik kesusahan. Ketika ia misalkan kesulitan dalam ngerjain tugas, ia nggak panik dan heboh cari jalan pintas seperti kebanyakan temen-temen. Ia bahkan menjalani hidupnya dengan santai dan senyum. Tertawa ramah ketika orang-orang lagi bete sama dia yang kadang suka telmi, nggak suka marah ketika orang-orang ngeledekin dia, dan segala macemnya. Ia baik, baik hati. Gue belajar ini dari Nia, sebuah kesederhanaan hati dan keramahan.

7. Cheerful Dea. Dea rame banget orangnya. Karena kerameannya, ia memiliki banyak banget kenalan. Lewat kelakuannya yang friendly abis itu, gue belajar untuk bisa terbuka dan lebih friendly, open minded, dan fun dalam mengawali hubungan pertemanan dengan siapapun. Selain itu, Dea juga setia kawan banget. Sekali dia punya hubungan pertemanan dengan seseorang, kesetiakawanannya sangat tinggi. Temennya ngajakin kesini ayo, lakuin itu ayo, ikut ini ayo, minta tolong itu juga ayo aja. Gue belajar social life dari Dea, yang dengan begitu membuka kesempatan bagi gue untuk dapat lebih banyak temen lagi.

Mungkin cukup segitu dulu untuk edisi pertama ini. Sampai sekarang, orang-orang yang memberikan gue pelajaran berharga mungkin masih sampai disitu. Banyak sebenernya, dan pasti akan bertambah seiring waktu berjalan. Oleh karena itu, mungkin akan ada edisi selanjutnya.

Untuk semua yang disebutkan di atas tadi, gue ucapin terimakasih banyak karena telah memberikan pelajaran yang berharga bagi gue. Terimakasih jauh dari lubuk hati paling dalam karena kalian telah hadir dalam hidup gue. Maafin kekurangan gue dan semoga kita semua bisa menjadi better person in near future. :D

Written by :
Kumara Ranudihardjo
At his boarding room
Feeling blue
15052013-11:00

No comments:

Post a Comment