Sunday, June 22, 2014

Semakin Tua

Orang dewasa, orang sukses, yang melihat dan mendengar seseorang berumur 21 atau 22, pasti akan bilang "Wahh jalan kamu masih panjang.."
Benarkah berumur 20an masih dikatakan tahap awal dalam kehidupan ? Sampai-sampai orang bilang "Masih panjang".


Mungkin memang benar ucapan itu adalah bentuk iri karena melihat yang lebih muda. Atau mungkin berupa doa yang bermakna "Semoga umurmu panjang". Tapi terlepas dari itu semua, gue berpendapat bahwa berapapun umur kita, kita akan merasa selalu bertambah tua (dan in fact kita emang bertambah tua tiap detik). Dan dengan asumsi yang sama pula kita akan selalu mengatakan "Jalan kamu masih panjang" kepada yang lebih muda. Serta selalu iri pada yang lebih muda karena.. yah mungkin lebih cantik dan tampan, lebih gesit, lebih bebas, dan sebagainya.

Dan bertambah tua bukan hanya berarti sel-sel tubuh kita menjadi lebih renta. Bukan hanya keriput di wajah kita bertambah. Bukan hanya tulang persendian kita semakin reyot. Tapi pemikiran kita juga semakin tua. Pergaulan tentu saja semakin  berubah.

Gue menulis ini karena apa yang gue alamin sekarang. Perasaan sendirian di rumah tipe 36, di sudut kecil Kabupaten Tulungagung. Tanpa melakukan apapun, tanpa teman, tanpa tujuan, begitu mengenaskan.

Gue ngerasain perbedaan.
Perbedaan itu membawa sesuatu yang bersifat nostalgik. Dan gue nggak suka, sebenernya.

Dulu, gue masih hangat-hangatnya ngumpul bareng temen-temen SMA. Main kesana kemari, sekolah, bolos bareng, nongkrong bareng, ikut acara ini itu, dan silahkan lanjutkan sendiri.
Selanjutnya perbedaan kembali gue rasain selepas SMA. Kuliah di nun jauh di sana membuat gue jadi orang yang paling jarang kontak fisik dengan sahabat-sahabat di SMA. Namun gue masih merasa beruntung karena tiap kali gue pergi liburan, ada sahabat yang senantiasa menemani dan anak-anak Paguyuban Kakang Mbakyu yang menjadi teman ngumpul.

Tiap kali liburan, pasti ada aja gosip-gosip terbaru, kegiatan-kegiatan terbaru, yang mengisi kekosongan yang gue rasain.

Tapi liburan kali ini gue merasa bertambah tua. Dan segalanya ikut berubah.
Duta Wisata yang baru telah terpilih, beserta keluarga barunya. Generasi gue sudah semakin tertimbun ke bawah, semakin tua, semakin tiba saatnya untuk melepas mereka semua. Dan itu harus !

Gue sadar gue nggak bakal kea gitu selamanya. Nggak bakal hahahihi selamanya dengan mereka. Suatu saat gue bakal mengalami kesendirian itu, tanpa teman, tanpa sahabat, berjuang sendiri (Oh oke, dengan Tuhan juga pasti).
 Maka dari itulah gue merasa tua. Dulunya gue yang dicari-cariin, diajak-ajakin ngumpul, dismsin disuruh dateng ke kafe X untuk bikin acara, sekarang gue dateng ataupun nggak keanya bukan masalah bagi mereka. Bahkan kalau gue udah nggak bisa datang sekalipun mereka sepertinya sudah bisa handle segala sesuatunya dengan baik.
Dan itu memang harus ! Regenerasi memang harus berjalan dan gue nggak bisa terus-terusan ngeksis dan menangani segala sesuatunya.
Gue sadar akan hal itu.
Tapi,

Sepi

Nyesek

Pengen nangis

Huaaaaaaa~

===

Perjalanan hidup memang kayak gini. Dan gue udah bayangin, beberapa tahun mendatang gue bakalan lebih terpisah dari mereka semua, sahabat-sahabat gue.
Akan ketemu lagi sambil gendong bayi, ketemu di TK sambil kenalan sama anak sahabat gue. Dan segala gambaran gila lainnya.

OMG

Memang apa yang sudah terjadi nggak bisa dikembalikan lagi. Gak bisa diulangin lagi. Dan gue takut. Takut apabila gue nantinya berumur 30 tahun dan baru sadar kalau belum melakukan apapun. Belum ke luar negeri seperti teman-teman, belum mendapatkan beasiswa seperti mereka, belum dapet pendamping hidup, belum dapat pekerjaan mapan, belum bisa bahagiain orang tua, dan belum nerbitin buku sendiri, belum berkarya, belum menang di kompetisi apapun, belum bisa keliling dunia.

Kenapa waktu berjalan terus tanpa menghiraukan perasaan gundah ini ?
Yang bisa gue lakukan cuma berkata "Apa boleh buat" dan kemudian berlanjut berlari lagi.
Gue nggak mau gue nggak berbuat apapun di liburan yang super lama ini. Gila aja, 2,5 bulan nganggur padahal semester depan harus udah MetPen.

Skripsi harus udah dipikirin dan wisuda harus tahun depan !
Berbeda kan ? Semakin hari semakin berbeda pemikiran gue. Semakin beda orientasi sehari-harinya. Semakin berubah pula pergaulan gue dengan sosial.

Tapi hai guys, meski gue tahu ke depannya bakal seperti apa, tapi gue harap kalian nggak bakal lupain gue.

Written by :
Kumara Ranudihardjo
At his home
Doing nothing but write
22062014-15:32

No comments:

Post a Comment