Friday, December 7, 2012

My Philosophy of Dung


Sebenernya udah beberapa hari yang lalu udah pengen nulis blog, tapi berhubung banyaknya tugas, ide-ide lucu hanya terlampiaskan di note hape, biar ga lupa maksudnya kalo ada ide buat artikel..
Nah dan yang terealisasikan hari ini adalah...



Filsafat Taik

Hahahahha..
FIlsafat taik sebenernya nih, guyonan dari pak Tommy F. Awuy sewaktu kelas Filsafat Budaya.
Namun beberapa hari yang lalu, seakan menemukan hikmah, ada keinginan buat nulis tentang filsafat taik, hanya gara-gara suatu ketika, WC di kamar mandi favoritku mampet..

Hahahahha
Jadi ceritanya, pagi-pagi aku melakukan ritual membuang feses seperti biasa, namun ketika udah beranjak mau balik ke kamar, lhah kok si dia nggak mau masuk-masuk juga ya.. =_=
Dan akhirnya aku keluarkan jurus tsunami, jurus andalanku ketika si dia tak kunjung larut ke dalam..
Jurus tsunamiku ini, sederhana saja.
Kalau biasanya kita menyiram si dia menggunakan satu gayung, jurus Tsunamiku ini menggunakan dua buah gayung yang telah terisi penuh dan mengguyurkannya secara bersamaan kepada si dia, dan voila ! si dia pun larut ke dalam septitank berkat aliran keras dari jurus tsunamiku ini..

Kyaaakyakyakyakyakya... :D

Namun..
Kali ini jurus Tsunamiku pun bisa dipatahkannya !
Oh My God ! Apa yang harus kulakukan ?
Di luar, mbak-mbak yang biasanya ngepel lantai bakal tau kalau yang membuang si dia tanpa menyiramnya hingga tuntas adalah aku ! Mau ditaroh mana mukaku ????
Huhuhuhu, akhirnya kulancarkan deh, jurus Multiple Tsunami !

Berulang kali aku lancarkan jurus Tsunami, dan alhasil, si dia mulai terurai oleh air..
Eeeeeyuch..
Dan sedikit masuk ke dalam..
Namun air di bak sudah hampir habis, tenagaku pun sudah terkuras habis, aku masih harus mandi dan menyiapkan sarapan, akhirnya dengan berat hati, aku menerima kekalahan dari si dia..
T_T

Namun, biar nggak terlalu malu sama penghuni kosan yang kebetulan tahu kalau yang baru saja menggunakan kamar mandi itu adalah aku, pintu kamar mandi kesayanganku tersebut kubiarkan terbuka sedikit saja.. Dan langsung aku lari ke kamar..
Kyaaaaaa


Siangnya nih, karena sudah kebelet membuang hajat lagi, kuputuskan untuk menggunakan jurus baru !
Jurus ini kuberi nama "Boulder Fall"
Tekniknya sederhana, kuarahkan si dia yang baru pada si dia yang tak kunjung hanyut, alias "ditimpa dengan feses baru"
hahahaha, setelah kutimpa, baru aku lancarkan jurus Multiple Tsunami lagi..
Hyaaaaaatttt~~
Kulihat air di sekeliling si dia mulai berubah warna menjadi coklat..
Ini dia !  Si dia akhirnya mulai melemah !
Bagus, sekarang saatnya aku lancarkan Multiple Tsunamiku sekali lagi..
Hiyaaaaattt~~~
Byurrr~ Byurrr~ Jegrosssss~~

Si dia tetap saja berkutat di sana..
Namun tak apa, aku pun tersenyum sinis padanya dan berpikir, "Ia pasti sudah kelelahan, tinggal tunggu saatnya saja.. hahahahahaha..."

Sorenya, ketika hendak mencuci piring, Ia sudah tak ada..
*Sound Effect : Level Up Final Fantasy*

Horeeeee, berhasil jugaaaa... Tapi, siapa ya yang memberikan serangan terakhir padanya ?
Jangan-jangan, bu kosan ato mbak asistennya ? Waaaaaahh...
Yaudah deh ya, berhubung aku juga sudah capek menghadapi si dia, bersyukur saja aku bakal masih
bisa menggunakan kamar mandi kesayanganku itu..
Hahahaha

Gitu dehhhh
Dari sana, aku putuskan untuk membagi filsafat taik-ku disini, hihihiihih

By the way, waktu mau mencari gambar buat artikel ini, dicarilah ya di google images dengan kata kunci "dung" , "taik" dan sejenisnya..
Tapi hasilnya sungguh membuat hati bergetar jijik..
Hiii, mau tau ? liat aja sendiri deh, sana cari.. Pasti eeyuch sendiri kalian..
Hoek dah.. =_=
Hahahha, untung akhirnya nemu gambar cartoon yang lumayan imut bagi ukuran taik.. Hihihihi

Oke dehh, sekian duluu
>u<

Written by :
Kumara Ranudihardjo
While downloading Naruto
Beside a funny madame
07122012-17:55

2 comments:

  1. Edisi curcol ya =.=a
    filosofinya mana ini, wah asik2 baca trnyata udahan aja..

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahahah.. filosofinya : bersabarlah dalam menghadapi taik.. Hahahahaha

      Delete