Saturday, December 22, 2012

Philosophy as a Cure to Desperation in Life

Berawal dari fenomena diriku yang melihat status dari seorang 'teman facebook' yang memang di daerah Tulungagung sana udah jadi gosip tersendiri oleh kalangan Duta-dutaan, aku bisa melihat bahwa such desperation in life itu semacam akibat dari butanya pikiran kita dari berbagai macam probabilitas dalam hidup.

Openness to the other penting dalam hidup kita. Begitu pula keterbukaan terhadap pola pikir, pemikiran, paradigma hidup, atau bahkan life style serta mind set.
Tapi sebelum itu, kalian harus tahu donk, permasalahan si teman facebook ku ini kea gimana..
Mau diceritain nggak ? Hmm, kasihtau nggak yaa.. Kasihtau deh, ntar ceritanya nggak nyambung deh kalo nggak diceritain, kalo nggak nyambung, nggak hore lah ya.. =_=

Alkisah, ada seorang High School student di daerah Tulungagung yang terang-terangan mengaku sebagai homoseksual. Di High School lain, otomatis namanya jadi seliweran di telinga teenagers Tulungagung. Yang menarik dari sini ialah, kepribadiannya, cara pandangnya terhadap kehidupan, serta life style nya.

Dari salah satu temanku yang bertugas sebagai intel kehidupan homoseksual,(wakakak bahasanya), si A ini pernah dilecehkan oleh ayah kandungnya sendiri, (kalau nggak salah sih gitu). Pokoknya ayahnya bejat gt deh, trus akhirnya broken home ato apalah, trus kurang kasih sayang dan figur seorang ayah, lalu akhirnya jadi seorang homoseksual.
Ditinggal oleh ayahnya, kehidupan ekonomi keluarganya otomatis roboh donk. Di SMA nya, ia jadi homoseksual yang bangga akan dirinya, dan... matre..

Ya, matre. Dengan mengandalkan kualitas fisiknya, ia cari deh tuh pacar-pacar yang bisa menghidupi dirinya. Ia cari yang uda kerja donk yang pastinya, trus bilang sayang-sayang, asal duitnya juga banyak. And you know what ??

He explicitly said that approximate amount of money his boyfriend gave him ! Publicly ! And he proud of it !

Banyak dari teman-temanku yang geleng-geleng kepala melihat facebook statusnya, yang (maaf nih ya, ini jujur) aku dan masyarakat katakan : nggak tau malu.
Ya, kami sebagai facebook friend nya yang "secara kebetulan" mendapatkan sajian statusnya di home facebook kami, secara jujur mengatakan bahwa dia aneh dan nggak tau malu dan sebagainya..
Kok bisa ya ada orang seperti itu, pernah ku berpikir seperti itu.
But the fact is, 
Such person exist ! Appeared as my 'Facebook friend' !
Whenever this A feels that there's somebody which has more money from the current lover, then this A will not hesitate a second to leave the current's side. Just to follow the flow of money..
I truly think, that that is a pathetic life indeed..

Intel terbaru dari temanku, bahwa ia memang kesulitan masalah duit. Dan juga rumor bahwa dia kena penyakit yang tak bisa disembuhkan bahkan oleh teknologi zaman (tapi yang ini gatau deh bener nggaknya). Memang bisa dimaklumi akhirnya, kesulitan keuangan, broken home, trauma masa kecil, serta penyakit mematikan..

But, is that an excuse for being a BITCH ?
I truly think No

Ya memang, aku nggak merasakan apa yang ia rasakan.
Ya memang, aku bahkan sama sekali nggak pernah ketemu sama dia.
Ya memang, aku hanya mengetahui keadaannya via kabar angin dan facebook.
Dan aku memang secara sepihak membenci hal-hal tersebut darinya.

Tapi jika memang benar seperti itu adanya, then he needs philosophy..
Pikirannya sangatlah sempit.. I feel it that way..
Segala sesuatu diukur dengan hal-hal materialistik..

Learn philosophy then you can broaden your knowledge..
Learn philosophy then you can understand what is the true meaning of life, and even your purpose of life.. I, too, felt that life is great, through the Philosophy of Existentialism..
Learn philosophy, then you can be wiser.. It will change your way in viewing this world, and this life..
Philosophy will strengthen your faith, you'll be able to attain the Openness, and won't live a rigid-pathetic-false life..

Can't you see ? That there's so much interesting things in this life beside money.. 
Love perharps..
Do you ever learn about love ? Jika belum, belajarlah dan gapai cinta itu..
Aku sendiri belum dapat mencapai hakikat cinta itu seperti apa, namun aku yakin padanya.. Therefore, I run towards it.

Give your life a meaning
Bukankah lebih bangga ketika kamu di ambang kematian (misalkan kalo penyakitmu beneran), namun dapat memaknai kehidupan ini dengan baik ?
Memaknainya dengan karya-karya, layaknya Nietzsche
Memaknainya dengan menjadi mandiri, nggak bergantung pada orang lain (masalah duit nih ya maksudnya)
Lebih bangga lagi donk kalo orang seperti kamu bisa lepas dari belenggu faktisitas seperti itu dan menjadi inspirator bagi orang yang bernasib sama seperti kamu

But then, It's all up to you
Kalaupun kamu sudah mengerti akan pilihan hidup lainnya, namun pada akhirnya kamu tetap menjalani pilihan awal kamu, then your choice is still authentic..
Yang perlu dilakukan hanyalah keterbukaan terhadap the Other, once you open your mind, think carefully and choose One of the choice, your choice will be authentic
Till then, good luck

This is all I can do for you, as a "Facebook Friend"

Written by :
Kumara Ranudihardjo
At his passion for working out his blog
At the central library
While waiting the Final Test at the 26th
22122012-13:43

No comments:

Post a Comment