Sunday, March 31, 2013

Eksistensialisme - Martin Buber - I and Thou




Analisis terhadap I and Thou karya Martin Buber halaman 7-8
 

Hubungan I-Thou sebagaimana yang dijelaskan oleh Martin Buber, adalah hubungan yang mutual, serta bersifat langsung. Berbeda dengan hubungan I-It, dimana I bersifat otoriter terhadap It, dimana I menundukkan It sebagai objek dan mengeksplorasi apa yang ada di dalamnya.
Kasus yang diberikan Martin Buber di halaman 7, dimulai dari “I consider a tree...” sampai dengan “...in pure numerical relation.” Menurut saya adalah contoh dari hubungan I-It, dengan alasan bahwa semua kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang bersifat tidak timbal balik (mutual).
“I can look on it as a picture...”[1] menandakan bahwa I memandang pohon tersebut sebagai objek dengan mendeskripsikannya lewat gambaran-gambaran yang ia persepsi lewat indera.
”I can perceive it as a movement...”[2] menandakan bahwa I sekali lagi menjadikan pohon sebagai objek dengan mendeskripsikannya lewat feel yang ia dapatkan dari pohon tersebut,yang berarti pohon tetap menjadi objek dari I.
“I can classify it in a species...”[3] merupakan contoh paling jelas bagi saya untuk mengetahui bahwa pohon tersebut  benar-benar dijadikan objek bagi I, karena pohon tersebut dieksplorasi oleh I dengan pembagian struktur dan spesiesnya.
“I can subdue its actual presence...”[4] menandakan bahwa I tetap dalam posisinya sebagai hubungan I-It, karena dapat kita saksikan sendiri bahwa Buber menuliskan lebih lanjut “I recognise it only as an expression of law...”. Padahal hubungan I-Thou merupakan hubungan yang sekaligus, dan mencakup seluruhnya (whole being)[5] tidak parsial seperti dalam kalimat tersebut.
“I can dissipate it...”[6] menandakan bahwa I mengabstraksikan pohon yang ia tangkap dan mengabadikannya sebagai hubungan numerik, yang jelas-jelas bahwa I disini masih otoriter terhadap objek dengan menghilangkan sifat konkrit dari pohon tersebut dan menjadikannya dalam form yang lain.
Buber menyebutkan bahwa untuk menjadikannya sebagai hubungan I-Thou maka kita membutuhkan kemauan dan grace.[7] Dengan memiliki hubungan I-Thou maka kita tidak akan melupakan segala sesuatu tentang pohon tersebut, baik kehadirannya, bentuknya, jumlahnya, segalanya. Hubungan I-Thou melebihi dari sekedar hubungan I-It, Thou kita benar-benar ada dalam diri kita pula, ia tak akan bisa kita lepaskan sekalipun kita ingin,[8] tidak menjadikan Thou sebagai objek lagi seperti dalam I-It, namun kita sekaligus di dalamnya. Dengan memiliki hubungan I-Thou, maka kita tidak berjumpa dengan atribut-atribut dari pohon tersebut, melainkan dengan pohon itu sendiri.
Daftar Bacaan
1.      Martin Buber, I and Thou.pdf, translated by Ronald Gregor Smith


[1] Martin Buber, I and Thou, translated by Ronald Gregor Smith, hal 7
[2] Ibid
[3] Ibid
[4] Ibid
[5] Ibid, hal. 3
[6] Ibid, hal. 7
[7] Ibid
[8] Ibid

No comments:

Post a Comment