Friday, January 25, 2013

An Exaggeration - Farhat Abbas's Sumpah Pocong

Udah tau donk ya sama bapak ini. Ya, namanya Farhat Abbas, seorang pengacara, suami Nia Daniati, yang belakangan ini sering nongol di layar kaca. Kenapa nongol-nongol terus ? Senjata ampuhnya buat bisa nongkrong di layar kaca kira-kira ada 2. Yang satu adalah tweet pribadinya di media sosial Twitter yang dinilai rasis, dan ditujukan untuk Wakil Gubernur DKI Jakarta saat ini = om Ahok.
Yang kedua,ini paling heboh nih, si Farhat Abbas ini mengikuti jejak kontroversial Rhoma Irama yang mencalonkan diri jadi Presiden RI untuk pemilu 2014 nanti.. Oh my God..

Nah, dalam beberapa infotainment, dia nyebutin nih, kalau pemimpin yang oke tuh yang berani sumpah pocong. Nah, menurutnya, kalo pemimpin yang nggak korupsi harusnya berani sumpah pocong tuh. Yang menggelikan, pernyataannya yang kontroversial ini SAYA nilai sangat terlalu berlebih-lebihan pake banget.

Aduh, dia siapa sih ? Pengacara ? Jarang denger. Suaminya Nia Daniati ? So what , gue gak terlalu kenal juga sama Nia Daniati.
Nah, gue juga baru kenal dia lewat layar kaca baru-baru ini. History kepemimpinannya juga keanya abal-abal, dia pengacara kan ?
Ya terserah sih mau ngajuin diri ato nggak, asal memenuhi 18 syarat yang ditetapkan UU dan menang vote, yaudah gpp dia jadi presiden.
Tapi, yang bikin "Ih" tuh, kok ya sebegitunya ya dia. Nggak ada rasa gimanaa gitu diragukan oleh banyak pihak, yang dialami juga oleh Rhoma Irama.

Suatu ketika nonton nih acara Deddy Corbuzier - Hitam Putih di TransTV, tamunya tuh Farhat Abbas. Nah lhoh disana dia dipojokkan tuh apalagi pas di segmen Question of Life. Kalau mau tau detilnya, coba deh cari di YouTube, tapi entah ada ato nggak. Bahkan langsung jadi bahan omongan dan tertawaan di media sosial Twitter. Banyak yang kasihan liat si Farhat Abbas ini karena mukanya tegang dan kikuk pas jawab Question of Life. Nah, begitu juga gue. Kasihan banget deh dia, tapi gue juga setuju kalau dia belum pantas jadi pemimpin negeri ini.

Ada untaian kalimat semacam "Serahkan pada yang muda untuk memimpin negeri ini".
Oke, setuju deh, dengan pengawasan yang tua, si muda boleh lah ya memimpin negeri ini. Tapi tentunya dengan catatan khusus : bahwa si muda juga harus mumpuni untuk memimpin negeri ini.
Jangan mentang-mentang muda, tapi lacking experience, maunya nyoba-nyoba, dan negeri hancur.
Negeri ini sudah hancur, buat apa coba-coba dengan hal yang persentase gagalnya tinggi ?

It's an opinion, from a citizen of Indonesia, a country that you'll rule over if you win the election. Always remember that a true leader won't get mad or tweet something silly when he hears a critique.

Written by :
Kumara Ranudihardjo
At his home
Attending Campus Fair 2013 tomorrow
25012013-21:12

No comments:

Post a Comment